Ini tentang bagaimana seharusnya
cinta...
Bagaimana engkau mengaku cinta
jika kau belum lagi seperti sepasang lansia di sebuah lereng gunung
kawasan Aceh Besar. sebut saja buk Cinta dan pak Sayang. 2 tahun silam tiba
tiba saja pak Sayang terserang demam tinggi yang berakibat pada stroke hingga
detik ini, maka sejak hari itu sempurnalah buk cinta seperti mendapatkan
seorang "bayi" lagi. Aku sampai menitiskan air mata suatu ketika
Allah beri kesempatan menyaksikan bagaimana seharusnya cinta di deklarasikan.bukan
sebatas kata I LOVE YOU tapi lebih dari itu. Ada sesak saat melihat bu cinta
menyuapi sang kekasih dengan sabar,menanyakan mau makan apa?? ada haru yang
tiba tiba hadir saat dengan susah payah tubuh rentanya menuntun yang tercinta
kekamar mandi untuk membersihakn kotorannya serta memandikannya. Aah...
jika cinta soal kecocokan maka sungguh bu cinta dan pak sayang sudah tidak lagi
cocok. bagaimana mungkin diumur bu cinta yang seharusnya menimang cucu
menikmati masa tuanya justru harus mengurusi "bayi” yang tak lagi lucu, namun begitulah sejatinya
CINTa. bukan sekedar kata tapi turut oleh laku mengokohkan janji yang sakral.
Ini tentang cinta yang bukan
sekadar kata...
Ini kisah cinta spesial lainnya,
sepasang suami istri yang telah melewati
28 tahun bahtera rumah tangganya, sepasang suami istri yang melahirkan
anak laki laki pertamanya menjadi anak yang membanggakan bagi mereka. Adalah si
bapak yang memiliki cinta yang bukan sekedar kata gombal pemanis kata kata
dihari hari menjalani rumah tangga. Cintanya nyata saat si ibu berjuang
melahirkan buah cinta, sibapak adalah suami siaga yang bisa diandalkan,
mengurusi rumah tangga menggantikan si ibu yang terbaring lemah dan bertambah
lemah, memasak, berbenah rumah, mengurusi
sang istri,memandikan si mungil yang baru berbilang minggu hadir ke dunia, atau
saat si ibu suatu kali terpaksa dioperasi karna penyakitnya, hari hari pasca
operasi sibapak dengan penuh cinta mengurusi yang tercinta dan
anak-anak,menyisiri rambut sang
istri,mengelap tubuhnya menjadi orang yang pertama kali ada saat sang istri
membutuhkan bantuan. Yaa... ini adalah tentang bagaimana cinta yang bukan
sekadar kata kata tapi kata kerja yang membutuhkan bukti. Cinta yang bukan sekedar halte tempat hati berhenti sejenak tapi rumah pulang bagi raga dan jiwa. Cinta
yang tidak hanya untuk dikenang berdua tapi menjadi teladan bagi sekitar paling tidak bagi
keturunan kita kelak.
Ini tentang cinta yang datang dari
pintu hati bukan pintu mata
adalah sigadis penurut yang
selalu menuruti permintaan ibunya,menuruti segala kata sang ibu termasuk urusan
jodohnya..menurut saja saat dijodohkan dengan seorang laki-laki yang hanya bermodal kata kata manis, singkat
cerita menikahlah sang gadis dengan laki laki pilihan ibunya, semua masih
berjalan normal sampai pada saat si laki laki memutuskan membawa si gadis
pulang kekampungnya,namanya gadis penurut maka menurut saja diajak pulang ke
kampung suaminya berbakti dan meneguhkan janjinya untuk setia.masalahjustru
datang saat tiba disana,sigadis yang berbeda suku dengan silelaki kontan
menjadi bahan olok-olokan keluarga besar silelaki,belum lagi silelaki yang
mulai menunjukkan sifat aslinya,pemabuk,ringan tangan memukuli istri dan anak anak di tambah hobi berjudi
sempurna mengubah rumah tangga si gadis menjadi neraka dunia, sigadis terpaksa
memutar otak tak mau kehilangan cara untuk bisa menghidupi anak anak,dari
menjadi pembantu rumah tangga,berjualan kue kue, semua dilakukan demi anak anak,
demi janji masa depanyang lebih baik untuk putra putrinya dan suami yang telah
mengikatnya dengan janji langit dan bumi, kalau cinta adalah soal dari mata
jatuh kehati bagaimanlah mungkin sigadis bisa jatuh cinta kepada laki laki itu.
Tapi beginilah cinta yang datang dari hati bukan dari mata, karna cinta yang
datang dari hati maka tak pernah ada alasan bagi si gadis meninggalkan neraka dunia
itu,meski alasan seharusnya terbentang jelas. sigadis bertahan karna cinta, meski dia tak mendapatkan
perlakuan cinta yang layak dari sang suami,bertahan sampai yang Maha mencintai
menjemputnya pulang, pulang meninggalkan anak anak yang dia besarkan menjadi
anak anak yang membanggakan,anak anak yang tetap menghormati ayahnya,anak anak
yang mampu berusaha sendiri bertahan hidup setelah ditinggal sang bunda.
Yaa..berkat ilmu mencintai yang di ajarkan si gadis,bukan cinta yang sekedar
cinta tapi cinta yang memang kadang sulit di terjemahkan logika. Cinta baginya adalah soal janji dan setia yang di
ucapkan tidak hanya di hadapan penghulu tapi cinta yang di persaksikan langit
dan bumi.
Urusan soal cinta memang tak
pernah habis jika dibicarakan tapi yang terpenting adalah bagimana cinta itu di
hargai. Bagaimana cinta itu dideklarasikan, bagaimana cinta itu diterjemahkan,sebab
cinta bukan soal urusan rasa yang asalnya dari hati tapi lebih dari sekadar
itu, ada tulus yang harus di luaskan,ada sabar yang harus selalu berlebih kadarnya,ada
setia meski kadang sulit, ada percaya yang harus terus dibangun meski
ribuankali di khianati, ada sakit yang datang membanyangi bahagia, ada air mata yang harus siap tumpah
diantara sujud sujud panjang, sebab cinta itu kalimat sakral penuh tanggung
jawab.
2 komentar:
“Kau tahu, Nak, sepotong intan terbaik dihasilkan dari dua hal, yaitu, suhu dan tekanan yang tinggi di perut bumi. Semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya, maka jika dia bisa bertahan, tidak hancur, dia justeru berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Mahal harganya.
“Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasannya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh."
--Negeri Di Ujung Tanduk-Tere Liye
:D terimakasih
Posting Komentar