Pages

Jumat, 31 Mei 2013

Tak ada Judul



Ini tentang bagaimana seharusnya cinta...

Bagaimana engkau mengaku cinta jika kau belum lagi seperti sepasang lansia di sebuah lereng gunung  kawasan Aceh Besar. sebut saja buk Cinta dan pak Sayang. 2 tahun silam tiba tiba saja pak Sayang terserang demam tinggi yang berakibat pada stroke hingga detik ini, maka sejak hari itu sempurnalah buk cinta seperti mendapatkan seorang "bayi" lagi. Aku sampai menitiskan air mata suatu ketika Allah beri kesempatan menyaksikan bagaimana seharusnya cinta di deklarasikan.bukan sebatas kata I LOVE YOU tapi lebih dari itu. Ada sesak saat melihat bu cinta menyuapi sang kekasih dengan sabar,menanyakan mau makan apa?? ada haru yang tiba tiba hadir saat dengan susah payah tubuh rentanya menuntun yang tercinta kekamar mandi untuk membersihakn kotorannya  serta memandikannya. Aah... jika cinta soal kecocokan maka sungguh bu cinta dan pak sayang sudah tidak lagi cocok. bagaimana mungkin diumur bu cinta yang seharusnya menimang cucu menikmati masa tuanya justru harus mengurusi "bayi”  yang tak lagi lucu, namun begitulah sejatinya CINTa. bukan sekedar kata tapi turut oleh laku mengokohkan janji yang sakral.

Ini tentang cinta yang bukan sekadar kata...

Ini kisah cinta spesial lainnya, sepasang suami istri yang telah melewati  28 tahun bahtera rumah tangganya, sepasang suami istri yang melahirkan anak laki laki pertamanya menjadi anak yang membanggakan bagi mereka. Adalah si bapak yang memiliki cinta yang bukan sekedar kata gombal pemanis kata kata dihari hari menjalani rumah tangga. Cintanya nyata saat si ibu berjuang melahirkan buah cinta, sibapak adalah suami siaga yang bisa diandalkan, mengurusi rumah tangga menggantikan si ibu yang terbaring lemah dan bertambah lemah, memasak, berbenah rumah,  mengurusi sang istri,memandikan si mungil yang baru berbilang minggu hadir ke dunia, atau saat si ibu suatu kali terpaksa dioperasi karna penyakitnya, hari hari pasca operasi sibapak dengan penuh cinta mengurusi yang tercinta dan anak-anak,menyisiri rambut  sang istri,mengelap tubuhnya menjadi orang yang pertama kali ada saat sang istri membutuhkan bantuan. Yaa... ini adalah tentang bagaimana cinta yang bukan sekadar kata kata tapi kata kerja yang membutuhkan  bukti. Cinta yang bukan sekedar halte tempat  hati berhenti sejenak  tapi rumah pulang bagi raga dan jiwa. Cinta yang tidak hanya untuk dikenang berdua tapi menjadi  teladan bagi sekitar paling tidak bagi keturunan kita kelak.

Ini tentang cinta yang datang dari pintu hati bukan pintu mata 

adalah sigadis penurut yang selalu menuruti permintaan ibunya,menuruti segala kata sang ibu termasuk urusan jodohnya..menurut saja saat dijodohkan dengan seorang laki-laki  yang hanya bermodal kata kata manis, singkat cerita menikahlah sang gadis dengan laki laki pilihan ibunya, semua masih berjalan normal sampai pada saat si laki laki memutuskan membawa si gadis pulang kekampungnya,namanya gadis penurut maka menurut saja diajak pulang ke kampung suaminya berbakti dan meneguhkan janjinya untuk setia.masalahjustru datang saat tiba disana,sigadis yang berbeda suku dengan silelaki kontan menjadi bahan olok-olokan keluarga besar silelaki,belum lagi silelaki yang mulai menunjukkan sifat aslinya,pemabuk,ringan tangan memukuli  istri dan anak anak di tambah hobi berjudi sempurna mengubah rumah tangga si gadis menjadi neraka dunia, sigadis terpaksa memutar otak tak mau kehilangan cara untuk bisa menghidupi anak anak,dari menjadi pembantu rumah tangga,berjualan kue kue, semua dilakukan demi anak anak, demi janji masa depanyang lebih baik untuk putra putrinya dan suami yang telah mengikatnya dengan janji langit dan bumi, kalau cinta adalah soal dari mata jatuh kehati bagaimanlah mungkin sigadis bisa jatuh cinta kepada laki laki itu. Tapi beginilah cinta yang datang dari hati bukan dari mata, karna cinta yang datang dari hati maka tak pernah ada alasan bagi si gadis meninggalkan neraka dunia itu,meski alasan seharusnya terbentang jelas.  sigadis bertahan karna cinta, meski dia tak mendapatkan perlakuan cinta yang layak dari sang suami,bertahan sampai yang Maha mencintai menjemputnya pulang, pulang meninggalkan anak anak yang dia besarkan menjadi anak anak yang membanggakan,anak anak yang tetap menghormati ayahnya,anak anak yang mampu berusaha sendiri bertahan hidup setelah ditinggal sang bunda. Yaa..berkat ilmu mencintai yang di ajarkan si gadis,bukan cinta yang sekedar cinta tapi cinta yang memang kadang sulit di terjemahkan logika.   Cinta  baginya adalah soal janji dan setia yang di ucapkan tidak hanya di hadapan penghulu tapi cinta yang di persaksikan langit dan bumi.

Urusan soal cinta memang tak pernah habis jika dibicarakan tapi yang terpenting adalah bagimana cinta itu di hargai. Bagaimana cinta itu dideklarasikan, bagaimana cinta itu diterjemahkan,sebab cinta bukan soal urusan rasa yang asalnya dari hati tapi lebih dari sekadar itu, ada tulus yang harus di luaskan,ada sabar yang harus selalu berlebih kadarnya,ada setia meski kadang sulit, ada percaya yang harus terus dibangun meski ribuankali di khianati, ada sakit yang datang membanyangi  bahagia, ada air mata yang harus siap tumpah diantara sujud sujud panjang, sebab cinta itu kalimat sakral penuh tanggung jawab.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

“Kau tahu, Nak, sepotong intan terbaik dihasilkan dari dua hal, yaitu, suhu dan tekanan yang tinggi di perut bumi. Semakin tinggi suhu yang diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya, maka jika dia bisa bertahan, tidak hancur, dia justeru berubah menjadi intan yang berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Mahal harganya.

“Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasannya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh."

--Negeri Di Ujung Tanduk-Tere Liye

Iriani Sunyi mengatakan...

:D terimakasih

Posting Komentar