Pages

Rabu, 09 Juli 2014

Epilog PilPres


Seminggu ini bunyi tang ting tung Broadcast message di hp nyaris membuat emosi tingkat dewa, Alhamdulillah nya “ana shaum” gag jadi banting hape (baru) :P,, apalagi kalau bukan BC seruan memilih calon ini atau calon itu,,,well,pliis deh pemilu itu sifatnya rahasia gag perlulah sedunia harus tau kita pilih siapa, pun setiap orang juga punya pilihannya masing masing, you know gag sih itu ngeganggu banget.sumpah!!

Naaah,,,sekarang 

Gegap gempita pesta demokrasi itu  sudah berakhir,,,berakhir pada dentangan jarum jam tepat di angka 12 hari kemarin ,berakhir saat panitia KPPS menutup TPS, semua sudah memilih pilihannya, pilih No 1 atau No 2 atau bahkan memilih tidur dirumah (X_X) saya kira ribut ribut soal pilpres ini sudah berakhir , semua kembali seperti biasa,, yang kemarin saling tuduh saling serang sudah berkawan lagi,, yang kemarin saling hujat saling caci sudah akur lagi,,, dan kabar baiknya sodara sodara ternyata belum,, sekarang malah kedua kubu pendukung saling adu hasil perolehan suara,, memanas soal quick count yang gag jelas bin menyesatkan. Hobi banget  yak ribut ribut

Lucu sekali memang negri ini,,,

 Menjelang pilpres, tetiba mendadak hampir separuh rakyat Indonesia alih profesi jadi pengamat politik,,, semuanya  lihai sekali memberi komentar  soal suasana agenda 5 tahunan ini. Baru baca satu dua artikel simsalabin jadi pengamat  politik  kenamaan ,,,  mungkin ini salah satu penyebab kenapa Indonesia gag pernah maju semua orang  senang sekali mengurusi hal hal yang bukan ranahnya 

Pasca pilpress ramai ramai semua kita jadi jadi anggota KPU dadakan,, semua sibuk ngitung hasil perolehan suara, sementara anggota KPU sesunguhnya sedang bekerja keras mengumpulkan semua data dari seluruh TPS,harusnya KPU buka lowongan Relawan KPU niih
Hihihihi,,,Indonesia…. Indonesia,, 

Allah jadikan negri gemah ripoh loh jinawi ini sebagai Negri Baldatun  Thayyibatun Warabbul Ghafuur

Sudahlah kawan,, kita sudah memilih, memilih No 1 kah,No 2 kah,atau bahkan memilih Golput biarkan akumulasi pilihan kita berproses sebagaimana mestinya,,biarkan mereka yang punya tanggung jawab menyelesaikan tugas mereka dan yang pasti serahkan semuanya kepada yang MAHA MENENTUKAN, tugas kita memberikan suara kita selanjutnya berdoalah,,semoga Allah menganugrahkan kita pemimpin yang terbaik menurutNYA bukan menurut kita,

KPU sedang mengumpulkan semua data,,maka ada baiknya himbauan himbauan agar tidak terpancing dengan hasil QC mbo ya didengerin, rasa rasanya tidak ada manfaatnya kita ramai ramai berkicau soal siapa menang siapa kalah,,, sungguh gag ada artinya,karna ini bukan soal siapa menang siapa kalah. Bukan itu, ini soal SIAPA yang dipercaya masyarakat Indonesia untuk memimpin negri ini. Ini tentang SIAPA yang Allah pilih untuk mengemban amanah besar memimpin bangsa besar ini.

Maka siapapun itu nantinya maka berlapanglah dada menerimanya berdoalah semoga Presiden negri ini adalah dia yang membawa bangsa ini  lebih dekat kepada ketaatan kepada Rabb semesta Alam. Terima tidak terima, terpaksa atau legowo itulah hasilnya,,berhentilah mencaci maki,sudahi saling hujat, akhiri postingan postingan propaganda yang hanya akan memicu pada perpecahan,, karna boleh jadi besok yang memimpin Indonesia ini adalah dia orang yang selama ini kita benci atau kita hujat,, lucu yaa,,stelah kita caci maki dia yang memimpin kita, kalau sudah begitu kita mau apa? Resign dari negri ini ??  hihihihi

Bersabar  menunggu hasil pada 22 juli nanti, sembari menunggu perbanyak doa,, untuk negri ini,,perbanyak doa untuk Indonesia, dan jangan lupa doa terbaik kita buat sodara kita dipalestina sana,, kita mengasihani mereka namun boleh jadi mereka sedang menatap kita penuh rasa kasihan, kita disbukkan hal hal yang urusannya remeh temeh mereka justru sibuk mencari syahid,, ini ramadhan,, mari isi ramadhan kita dengan amalan terbaik,,karna mungkin ini Ramadhan terakhir kita, sudah berhentilah ribut ribut soal Quick Count ciptaan manusia ,, karena sesungguhnya PERHITUNGAN ALLAH itu yang paling tepat  dan HISAB ALLAH tak akan bergeser walau seinci.

Penutup,,jangan sampai kita seperti yang dikatakan khalil Ghibran dalam Syairnya
"Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya dengan terompet kehormatan, namun melepasnya dengan cacian, hanya untuk menyambut penguasa baru lain dengan terompet lagi."

#ini hanya sekedar lintasan pikiran saya #horrreee nulis lagi :P

0 komentar:

Posting Komentar