“kenapa kau kau mencintaiku” Tanya seorang lelaki kepada wanitanya
“karena kau laki-laki terindah” jawab sang wanita, tersenyum memilin jari jemari.
“aah..kamu berlebihan” bantah sang lelaki,manyun.
“dan
aku mencintaimu tanpa alasan,kadang cinta memang diterjemahkan dalam
bentuk irrasional,tak ada kata baku apalagi gombal-gembel untukku
menjelaskan padamu”MENGAPA AKU MENCINTAIMU”aku mencintaimu dengan
hatiku,bukan dengan mata,sebab jika aku mencintaimu dengan mata,maka aku
hanya mencintai setiap apa yang tampak dengan mataku. Boleh jadi aku
mencintaimu karna fisikmu,atau mungkin harta yang kamu punya,boleh jadi
juga kebaikan kebaikan yang terlihat secara kasat mata yang sengaja
kau buat agar menarik perhatianku,maka jika suatu saat itu semua tak
lagi tampak dalam pandanganku seketika itupun cinta itu pergi”
“lantas…” cecar sang lelaki..
“sayaang…hati
itu tidak mengajarkan ukuran baik buruk,jelek indah, atau apapun
itu,aku mencintaimu,itu saja. You are something that is hard to explain
but so wonderful, you are what I always tell to the sky” masih tersenyum
menatap langit purnama
“dasaar cantik…”
“aaah aku tak cantik,,,” bantah sang wanita,melotot
“sikap dan hatimu yang selalu membuatmu tampak cantik” menatap rindu jelaga purnama
“lantas…mengapa
kamu jatuh cinta padaku. Sedang Aku hanya gadis miskin, tak punya apa
apa yang bisa kubanggakan, pun aku tak cantik ” tersipu,berusaha
mengalihkan ulah hati yang malu
“ jika kemuliaan manusia itu ada
pada harta kekayaannya, maka Qarun adalah orang paling mulia didunia
ini, pun jika kemuliaan manusia itu ada pada kedudukannya mungkin
Fir’aun adalah orang paling mulia, dan aku tak perlu menjelaskan
lagi,pasti kamu sangat paham maksudku itu. Aku pun bukan Yusuf yang
tampan sehingga berhak atas wanita dengan rupa cantik, aku hanya laki
laki biasa yang terus belajar memperbaiki diri,dan aku tak berharap
perbaikan itu sudah ada pada wanita yang aku nikahi, tapi aku ingin
bersama sama wanitaku perbaikan itu di bangun,dan wanita itu kamu”
santun mengesankan.
“hahhha…kalau dipikir-pikir lucu ya saat semua ini dimulai? “ kata sang wanita,
“apa yang ada dalam dipikiranmu tentang aku waktu itu??” lekat menatap bingkai jendela
“entahlah…. Seperti seorang yang ingin tapi ragu” jahil,memonyongkan bibir
“maksudmu..??” alis mengkerut
“hahhahaha…. Pikirin aja sendiri” jahil kesekian,sengaja bener membuat si lelaki penasaran
“ hmm…. Aku pengecut ya?? “ mulai sendu
“gag
kok…mungkin butuh waktu, segala sesuatu itu butuh proses,mungkin
ceritanya akan beda kalau waktu itu begini atau begitu”
hehheheh,nyengir berusaha menghibur
“hmmm…dassar cantik,aku sayang kamu”
“
Setiap orang selalu berusaha mengejar sesuatu yang ingin mereka peroleh
apapun itu, tapi aku berkejaran dengan waktu agar aku tak pernah
terlambat menyampaikan luapan rasa yang kupunya untukmu… rasa yang
sulit diterjemahkan,diraba tidak di rasa ada ”.
***
cerita
sepasang anak manusia yang ingin terus memperbaiki anugrah kebersamaan
yang dihadiahkan langit,bersama untuk terus memperbaiki diri,bersama
untuk saling menebar manfaat pada yang lain, sekilas seperti cerita
cinta picisan tapi biarlah jika sekalian orang berfikir begitu,apa
peduli mereka,toh setiap orang berhak menilai apapun tentang orang lain,
tergantung pertanggung jawabannya kelak,, yang pasti setiap orang juga
tidak berhak memaksakan penilaiannya itu, toh bagi mereka indahnya hari
terlalu sayang jika dilewatkan sekedar memikirkan apa yang orang lain
pikirkan tentang mereka. Bagi mereka bagaimana menebarkan kebaikan meski
kecil tapi bermanfaat buat yang lain.
Bagi mereka
menutup hari dengan segenap syukur,untuk kemudian memulainya lagi dengan
sejuta optimis meraih mimpi-mimpi masa depan,janji janji baru yang
muncul seiring surya terbit di ufuk timur pertanda hari hari kemarin
penuh sesak terlewati lagi, itu semua jauh lebih penting daripada
mengutuki setiap kekecewaan yang pernah ada, mengulang cerita cerita
usang,mengurai mimpi mimpi kebaikan jauh lebih bermanfaat ketimbang
mereka harus merutuki keburukan orang lain. meminta kepada langit agar
sentiasa diberi petunjuk menuju cahaya, memahami kehidupan dengan
pemahaman yang tulus,menerima dengan penerimaan yang indah, Sebab bagi
mereka hidup itu adalah belajar,belajar menjadi pasangan yang selalu
mengoleskan sifat terpuji,belajar menjadi orangtua yang baik bagi anak
anak mereka kelak. Semuanya sederhana,sesederhana hari manakala hujan.
entahlah...
0 komentar:
Posting Komentar